Selasa, 25 Februari 2014

KEMENTRIAN AGAM KOTA SUNGAI PENUH MAKALAH Sejarah Kebudayaan Islam OLEH : Guru pembimbing : Muhammad Hadi KELAS : VIII B MTsN MODEL SUNGAI PENUH KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadapan Allah swt. , karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat dijelaskan tepat pada waktunya. Dalam penjelasan makalah ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan, karenanya pada kesempatan ini disampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada teman-teman yang telah membantu dari segi teknis maupun fasilitas dalam pembuatan makalah ini. Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan kerendahan hati diharapkan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini dan diharapkan makalah ini dapat berguna sebagai penambahan pengetahuan dan wawasan dimasa mendatang. Kerinci, 22 Februari 2014 Penulis DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………… 2 Daftar Isi ……………………………………………………………………………..... 3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................................... 4 B. Rumusan masalah........................................................................................4 C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengalaman Salahuddin Yusuf Al-Ayubbi.........................................5 B. Pemerintahan Bani Fatimiyyah..............................................................6 C. Salahuddin Ayyubi dan orang-orang syiah........................................7 D. Perang-perang salib dan Salahuddin....................................................9 E. Wafatnya Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi................................................11 BAB III PENUTUP A. Daftar Pustaka............................................................................................12 B. Kesimpulan.................................................................................................13 C. Kritik Dan Saran........................................................................................ 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salahuddin Yusuf Al-Ayubbi adalah seorang pendiri dinasti Ayyubiyah. Dia adalah putra dari Najmuddin bin Ayyub. Salahuddin yusuf al-ayubbi sering disebut orang eropa dengan Saladin.dan gelarnya pun Singa padang pasir. Dia lahir pada tahun 1137 masehi atau 532 Hijriah. Saladin atau Salahuddin Yusuf Al-Ayubbi sifatnya tidak seperti raja-raja atau pemimpin pada masa itu yang haus akan harta, tamak dan haus darah. Tetapi Salahuddin yusuf al-ayyubi ini adlah seorang yang senang berdiskusi tentang ilmu kalam, ilmu fikih, Al-qur-an, dan Hadist.  Untuk membuat tugas tentang salahuddin yusuf al-ayyubi 2. Rumusan masalah  Bagaimana kisah perjalanan Salahuddin yusuf al-ayyubi ?  Kapan Salahuddin yusuf al-ayyubi menundukkan bani Fatimiyyah ? 3. Tujuan Penulisan Bagaimana kita mengetahui sejarah hidup Salahuddin Yusuf Al-ayyubi ? pada makalah ini kami akan menerang kan atau menjelaskan bagaimana masa pemerintahan Salahuddin Yusuf Al-Ayubbi. Apa saja prestasi Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Apa saja rintangan pada masa kekhalifan nya. Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?  Untuk tugas tentang makalah salhuddin yusuf al-ayyubi BAB II PEMBAHASAN A. Pengalaman Salahuddin Yusuf Al-Ayubi Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa. Buntut dari pengepungan Kairo yang dilakukan oleh orang-orang Kristen, Asaduddin Syirkuh paman Salahuddin beserta enam ribu pasukan dikirim ke Mesir dan Salahuddin al-Ayyubi juga termasuk dari pasukan tersebut. Dengan datangnya Salahuddin, orang-orang Kristen angkat kaki dari Mesir dan demikianlah bagaimana proses kedatangan orang-orang Ayyub di Mesir. Asaduddin Syirkuh wafat setelah dua bulan kedatangannya di Mesir dan Salahuddin al-Ayyubi mengambil alih posisinya sebagai panglima dan gubernur Mesir. Konsekuensi pengalihan kekuasaan ini, membuat pengaruh dan kekuasaan Khalifah Bani Fatimiyah semakin berkurang dan yang tersisa hanyalah namanya saja sebagai penguasa. Hingga beberapa tahun setelahnya, Salahuddin pada khutbah-khutbahnya menggantikan nama Khalifah Abbasiyah sebagai ganti nama Khalifah Fatimiyah dan demikianlah pemerintahan Bani Fatimiyah di Mesir menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintahan Ayyubi. Salahuddin sangat menentang orang-orang Syiah Mesir dan dengan menghancurkan simbol-simbol dan syiar-syiar Syiah, ia berusaha memberangus Syiah hingga ke akar-akarnya. Ia terkadang bersikap toleran dengan orang-orang Kristen namun bersikap tegas dan keras dalam menghadapi orang-orang Syiah. Salahuddin berusaha keras menyebarkan fikih Syafi'i dan menyebarluaskan mazhab Syafi'I sebagai ganti mazhab Syiah Ismaliyyah. Popularitas Salahuddin intinya berpulang pada kiprahnya pada pelbagai peperangan Salib. Salahuddin banyak mencetak orang-orang hebat di pelbagai kota dan menguatkan pondasi-pondasi pemerintahannya sehingga orang-orang Eropa tidak mampu berbuat macam-macam. Dari sisi lain, ia menyerang kota-kota yang diduduki oleh orang-orang Eropa dan menaklukkan kota-kota tersebut serta menangkapi orang-orang Eropa atau mengusir mereka dari kota-kota tersebut. Salahuddin banyak menduduki kota-kota dalam tempo kurang dari lima tahun. Namun puncaknya adalah penaklukan Baitul Muqaddas. Salahuddin dengan penaklukkan Baitul Muqaddas dari tangan orang-orang Kristen mampu mencetak dirinya sebagai orang terkenal pada dunia Islam. B. Pemerintahan Bani Fatimiyyah Pemerintahan Bani Fatimiyyah dapat disebut sebagai pemerintahan Alawi sebuah pemerintahan yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan masa pemerintahan yang panjang. Pemerintahan Bani Fatimiyyah bermula semenjak tahun 296 H dan berakhir pada tahun 567. Khalifah Pertama Bani Fatimiyyah bernama al-Mahdi Billah. Ia adalah Abu Muhammad Ubaidillah bin Ahmad bin Ismail Ketiga (Tsalits) bin Ahmad bin Ismail Tsalits (Kedua) bin Ismail A'raj bin Ja'far al-Shadiq As. Adapun terkait nasab-nasab yang dinukil bagi penguasa Bani Fatimiyyah yang lain terdapat perbedaan. Namun apa yang pasti dari perbedaan nasab ini adalah bahwa mereka adalah Alawi dan Ismaili, sambungan nasabnya hingga Ali." Para Khalifah Bani Fatimiyyah banyak membantu penyebaran Syiah di Mesir yang tentunya bukan tempatnya di sini untuk membahas masalah itu. Namun demikian kita akan mencukupkan tulisan ini bahwa Bani Fatimiyyah mengibarkan bendera Syiah dan menyatakan Syiah sebagai mazhab resmi orang-orang Mesir. Kejatuhan Bani Fatimiyyah disebabkan dua hal yang mereka miliki pada akhir-akhir pemerintahannya:  Para menteri Bani Fatimiyyah memperoleh kekuasaan besar sehingga memperlemah kekuasaan para khalifah Bani Fatimiyyah.  Rapuhnya fondasi-fondasi pemerintahan para menteri memperoleh kekuasaan dan mereka saling memperbutkan kekuasaan satu sama lain. Perebutan kekuasaan internal ini telah melemahkan internal pemerintahan. Al-'Adhid, Khalifah Terakhir Bani Fatimiyyah tidak terlalu panjang berkuasa karena kebanyakan urusan pemerintahan berada di tangan para menteri. Salah satu menteri yang paling berpengaruh dan paling berkuasa adalah Syawar yang kemudian terbunuh di tangan Asaduddin Syirkuh. Setelah kematian Syawar, Asaduddin mengambil alih urusan pemerintahan Mesir. Asaduddin yang bermazhab Sunni dan merupakan salah seorang mitra koalisi Khalifah Baghdad, mengambil alih urusan pemerintahan yang merupakan penyebar Syiah. Pemerintahan Bani Fatimiyyah memandangnya dirinya sebagai musuh pemerintahan Baghdad menujukkan pemerintahan Bani Fatimiyyah berada alam kondisi yang sangat terjepit. Pengurusan pemerintahan yang berada di tangan Asaduddin disertai dengan penguasa yang lemah, telah menjadi cikal-bakal runtuhnya pemerintahan Bani Fatimiyyah. Setelah Asaduddin, Salahuddin naik takhta kekuasaan dan memberikan beberapa potong tanah yang sangat berharga kepada sanak saudaranya yang datang kepadanya. Ia mempersempit ruang gerak para pendukung Adhid dan ia sendiri yang langsung mengatur urusan pemerintahan. Setelah beberapa lama, Adhid jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia, pada tahun 567. Pada masa ini, masyarakat menunjukkan sikap acuh-tak-acuh terkait dengan seseorang yang namanya harus disampaikan pada mimbar-mimbar sebagai khalifah, hingga hari Jum'at dan seseorang naik ke atas mimbar menyampaikan khutbah dan menyebut nama al-Mustadhi (Khalifah Abbasiyah) dan tiada seorang pun yang protes atas penyebutan nama itu. Di Mesir, setelah itu dan seterusnya, khutbah yang menyebut nama Bani Abbasiyah disampaikan dan Mesir pada saat itu lepas dari pemerintahan Bani Fatimiyyah dan Salahuddin Yusuf bin Ayyub tanpa adanya saingan dan penentang pemerintah di Mesir." Demikianlah pemerintahan Bani Fatimiyyah berakhir dan Salahuddin Ayyub menjadi penguasa tanpa penentang. C. Salahuddin Ayyubi dan orang-orang syiah Pemerintahan-pemerintahan Sunni pada umumnya tidak memiliki hubungan baik dengan orang-orang Syiah. Umumnya mereka berusaha melenyapkan Syiah yang hidup di sekeliling mereka. Bahkan pada kebanyakan hal, para penguasa Sunni berlaku baik dan hormat terhadap pemeluk agama lainnya seperti Yahudi dan Nasrani. Bahkan mereka memberikan jabatan-jabatan kepada mereka. Namun mereka tidak berlaku seperti ini terhadap Syiah. Mereka akan memerangi Syiah dalam bentuk yang terburuk. Atas hal itu, kita dapat menyebutkan dalil-dalil dan bukti-bukti atas perlakuan ini yang memerlukan pembahasan lain dan akan kita bahas pada kesempatan yang lain. Pemerintahan Dinasti Ayyubi yang puncaknya diduduki oleh Salahuddin berdasarkan sirah ini, berusaha keras untuk memberantas ajaran Syiah di Mesir. Usaha ini boleh jadi ditopang oleh selaksa dalil. Dan satu hal yang pasti dari dalil tersebut adalah dalil-dalil mazhab. Salahuddin Ayyub adalah seorang pemeluk mazhab Syafi'i yang sangat fanatik dan tidak kuasa membendung keberadaan kaum minoritas seperti Syiah. Salahuddin sedemikian memerangi orang-orang Syiah sehingga seolah-olah menjadi taklif syar'i. Di samping itu, ia juga memiliki dalil-dalil politik; karena pemerintahan Bani Fatimiyyah adalah pemerintahan Syiah dan Salahuddin mengambil alih pemerintahan dari mereka dan sebagai ikutannya ia menganggap orang-orang Syiah sebagai rival yang besar kemungkinan suatu hari orang-orang Syiah akan bangkit melawannnya. Dengan demikian Salahuddin menyatakan perang dan perlawanan melawan Syiah. Namun dengan dua dalil, pelbagai peperangan yang terjadi di luar Mesir, ia berusaha untuk tidak banyak mempekerjakan prajurit di Mesir. Karena itu, ia berusaha menjadikan perang melawan orang-orang Eropa sebagai prioritas pekerjaannya. Pada kesempatan ini kita akan membahas secara ringkas beberapa perlawanan dan terkadang sikap tidak ksatria Salahuddin terkait dengan Syiah. Berperang melawan ajaran-ajaran dan simbol-simbol mazhab Syiah: Salahuddin mengisolir ulama Syiah dan merusak sekolah-sekolah mereka atau merubahnya menjadi sekolah-sekolah Sunni. Ia juga memerintahkan untuk membakar perpustakaan besar Bani Fatimiyyah. Dan yang paling penting adalah syiar-syiar Syiah harus dihentikan. Di antara syiar tersebut adalah Asyura. Salahudin mengumunmkan hari Asyura sebagai hari gembira dan berpesta nasional. Tindakannya ini telah menjadi penghalang besar pelaksanaan acara Asyura di Mesir bagi orang-orang Syiah. Demikian juga, ungkapan "Hayya 'ala Khair al-'Amal" yang merupakan salah satu syiar mazhab Syiah dihapus dari azan. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah 565. Ia menginstruksikan supaya nama-nama para khalifah rasyidun yang merupakan simbol Ahlisunnah disebutkan pada setiap khutbah. Pergantian para hakim Syiah adalah salah satu tindakan Salahuddin dalam melenyapkan Syiah. Dengan menempatkan hakim Syafi'i sebagai ganti hakim Syi'ah berusaha supaya fikih Syiah dihapuskan dan fikih Syafi'i dijalankan di tengah masyarakat Mesir sehingga masyarakat akrab dengan jenis fikih ini. Pada sebagian waktu berujung pada adanya pemberontakan-pemberontakan Syiah di beberapa daerah namun Shaluhuddin lebih memilih melakukan kegiatan-kegiatan kultural dan ideologikal, namun ia tetap saja melakukan perlawanan militer melawan Syiah. Menjatuhkan dan mengejar orang-orang Syiah merupakan salah satu pekerjaan serius para menteri di bawah pemerintahan Salahuddin. Pada masa Salahuddin menjadi Syiah adalah sebuah tindak pidana dan orang-orang Syiah akan ditindak secara hukum dan diseret ke hadapan pengadilan yang hakimnya dipilih oleh Salahuddin hanya karena mereka Syiah. Mengatur urusan ekonomi dengan melibatkan pihak pemerintah secara aktif: Pada akhir-akhir pemerintahan Bani Fatimiyyah, kondisi ekonomi masyarakat sangat susah dan dua ratus ribu Dinar yang harus dibayar oleh rakyat setiap tahunnnya. Namun pada masa Salahuddin, ia memberikan kelonggaran kepada rakyat untuk membayar sekali saja pajak mereka. Hal ini dilakukan supaya rakyat akan senantiasa bergantung kepada pemerintahan Salahuddin dan melupakan pemerintahan Syiah dan pemikiran Syiah. Mendirikan sekolah-sekolah Syafi'i: Salahuddin yang berusaha menyebarkan mazhab Syafi'i mendirikan sekolah Syafi'i di Mesir dan melalui madrasah ini kebanyakan alim dan pendakwah Syafi'Ii akan memasuki kehidupan masyarakat sehingga dapat membantu penyebaran mazhab Syafi'i di Mesir. D. Perang – Perang salib dan Salahuddin Perang-perang Salib (I, II, III, dan IV) adalah perang yang dikobarkan oleh kaum Krisetn melawan kaum Muslimin. Perang Salib ini bermula semenjak tahun 1096 M dan berlanjut hingga dua abad kemudian. Peperangan ini berkecamuk dalam beberapa tingkatan. Peristiwa bersejarah ini dikaji secara detil oleh para sejarawan dan salah satu literatur yang menulis peperangan ini secara detil adalah buku al-Kâmil fi al-Târikh karya Ibnu Atsir yang kira-kira bermula semenjak pertengahan jilid 22 hingga pertengahan jilid 24. Buku ini kurang lebih tujuh puluh persen yang berkaitan dengan perang-perang Salib dan Salahuddin. Pada masa-masa perang ini, Salahuddin memerintahkan orang-orang kuat di pelbagai kota dan menguatkan fondasi-fondasi kota-kota supaya orang-orang Eropa tidak mampu mendekati daerah itu. Dari sisi lain, pasukan Salahuddin menyerang kota-kota di Suriah (Syam) yang jatuh di tangan orang-orang Eropa dan menaklukkannya kemudian menangkap orang-orang Eropa. Salahuddin dalam masa kurang dari lima tahun banyak menguasai kota-kota, namun yang lebih penting dari semua itu adalah penaklukkan Baitul Muqaddas. Kota Baitul Muqaddas merupakan salah satu tempat strategis dan sangat penting dari sudut pandang keagamaan. Baitul Muqaddas adalah tempat strategis dan ideologis. Kota ini pada perang Salib I jatuh di tangan orang-orang Kristen dan Salahuddin mampu mengambil alih kota tersebut dari tangan orang-orang Kristen. Shalahudin dengan menaklukkan Baitul Muqaddas dan membebaskannya dari tangan orang-orang Kristen, mampu membuat namanya terkenal dan terpatri di seantero penjuru kota Islam. Kiprah Salahuddin khususnya dalam peperangan Salib, menjadi sebab ia dikenal dan dihormati di kalangan kaum Muslimin khususnya Sunni dan kebanyakan ulama dan sejarawan Sunni menyebutnya namanya dengan harum. Akan tetapi keterkenalan dan kiprahnya tidak dapat menjadi dalih bahwa seluruh perbuatannya dapat dibenarkan. Ia juga melakukan tindakan-tindakan yang secara moral dan syariat tidak benar dan bahkan dapat dipandang sebagai perbuatan tercela. Salah satu dari perbuatan tercelanya adalah sikapnya terhadap orang-orang Syiah yang telah disebutkan sebelumnya. Di samping itu, supaya tidak membiarkan orang-orang Kristen begitu saja tanpa balasan, ia juga melakukan tindakan serupa. Membunuh dan merampas, banyak menyiksa rakyat sipil sebagaimana yang dilakukan orang-orang Kristen setelah menaklukkan kota-kota. Ia juga melakukan hal yang sama setelah menaklukkan kota-kota. Perbuatan-perbuatan ini meski pada masa tersebut dinilai sebagai perbuatan biasa, namun sekali-kali kita tidak dapat memandangnya sebagai perbuatan islami. Pada kesempatan ini, kami akan mencukupkan dengan menyebutkan beberapa contoh dari perbuatannya: "…Salahuddin singgah di tepi pada Nahr al-Aswad. Di tempat itu ia membunuh dan menjarah harta orang-orang di kota itu." "…Salahuddin pergi ke Ra's al-'Ain dan mengusir orang-orang di tempat itu. Kemudian ia membawa lasykar ke Mardin (sekarang bagian tenggara Turki) dan ditempat itu ia menjarah dan memunuh orang-orang di tempat itu. " "…Salahuddin menjarah kota Tabariyah (Tiberia, Suriah) dan membakarnya. E. Wafatnya Salahuddin Yusuf Al-ayyubi Pada bulan Shafar tahun 589, Salahuddin Yusuf bin Ayyub bin Syadzi panglima Mesir, Suriah, al-Jazirah dan kota-kota lainnya, tutup usia di Damaskus. Ia menjadi penguasa di Mesir pada tahun 564 H. Ia sakit disebabkan karena ia pergi untuk menemui jama`ah haji. Ia pulang dan jatuh sakit. Sakitnya sangat keras. Ia bertahan selama 8 hari dari saat ia jatuh sakit, lalu meninggal dunia. BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA  PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri. 2013. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 2. Solo : H. Darsono-T. Ibrahim.  Wikipedia bahasa indonesia. Ensiklopedia bebas.  Islam quest. 20 september 2013.  Dewan redaksi ensiklopedia islam. 1994. Ensiklopedi islam. Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve.  Khalid muhammad. 1992. 60 sahabat rasulullah. Bandung: CV Diponegoro.  Yatim, badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja grafindo persada KESIMPULAN Bahwa salahuddin adalah salah satu contoh untuk kita agar kita senantiasa seperti salahuddin. Yang selalu membela islam di mana pun dan kapan pun. Yang menegakkan akidah islamiyah.

KuTBu . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates