Cerpen- Kisah Lama
Hai guys, aku kembali dengan cerita pendek gaje yang aku buat. Aku harap kalian baca dengan tenang. Maafkan aku kalau cerpennya kurang memuaskan pembaca. >.<
Cerpen-Kisah Lama
Terdengar bunyi langkah kaki masuk kedalam kelas XI IA 2 . “Anak-anak
perkenalkan hari ini kita kedatangan murid baru. Tasya silahkan perkenalkan
dirimu.” Anak baru itu tampak menghembuskan napasnya untuk mengusir kegugupan, “
Hai teman-teman, perkenalkan nama saya Natasya Khairunnisa. Saya pindahan dari
salah satu sekolah dari Padang. Saya pindah kesini karena mengikuti orangtua
saya. Salam kenal teman-teman.” Anak baru itu terlihat kaget ketika bertemu
pandang denganku. Aku hanya tersenyum
ketika anak baru itu melihat kearahku. Dia tidak berubah. Dia masih sama dengan
mata bulatnya. Tapi arti tatapan itu tidak lagi sama. Seperti dulu.
“Le, kamu udah buat pr kimia ? liat dong leee.” Aku hanya
melihat Haris yang sedang berusaha membujuk rayuku agar diberikan pr Kimia yang
diberi Pak Dani seminggu yang lalu dan dikumpul hari ini. Aku pun mengambil sebuah
buku dari dalam tas, “Nih, sesuai yang kamu inginkan ris.” Aku memberi buku itu
ke tangan Haris. “ Aduhh, makasih banyak Lee.”
Haris memasang wajah terima kasih yang diimut imutkan tapi terlihat
menjijikkan. Aku tertawa “Ha, ha, ha, emang kerjaan kamu seminggu ini apa ris
sampe pr kimia ngga kamu buat ?” Aku bertanya pada Haris “Aku nunggu kamu selesai prnya” Astaga,, Bocah
ini. “Dasar pemalas. Hati-hati lo pemalas pagkal miskin.” Aku menasehatinya
dengan tegas. “iya, iya, lele. Besok-besok aku buat pr sendiri lagi..” Aku
hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Haris. Tiba tiba haris bertanya “Eh
le, kamu kenalkan sama anak baru itu ? Dia kan yang....” aku langsung menutup
mulut Haris. “Udah ris. Jangan ungkit lagi. Cukup.” Aku pergi keluar kelas
meninggalkan Haris yang hanya melihat ku berlalu pergi.
Perpustakaan ini begitu sepi. Tempat ini bisa menjadi tempat menjernihkan pikiranku lagi. Hari ini
berat sekali. Aku bertemu dengan dia lagi. Teman baikku dulu. Teman yang selalu
ada ketika aku butuh dia. Namun semua sudah berubah. Semua tak bisa lagi sama
seperti dulu. Aku tau dia masih ingat kejadian itu. Kejadian yang memutuskan
persahabatan suci kami. Lebih baik sekarang aku bersikap biasa saja dari pada kami tidak
enak satu sama lain. Aku harus melupakan semua kenangan masa lalu itu
selama-lamanya agar aku bisa tetap melangkah maju tanpa melihat kebelakang
lagi. Aku membulatkan tekadku. Cukup sampai disini Leo.
Tetttt,teeeettt, bel pulang berbunyi dengan nyaring. “Astagaa,,,
Aku ketidurannn” Leo pun berlari menuju kelas. Namun dia bertemu dengan orang
yang paling kuhindari 8 tahun ini. Tasya. Orang yang pernah mengisi masa kecilku
dengan tawa dan cerita manisnya. “Hai Leo. Udah lama nggak ketemu ya.” dia
menyapaku dengan canggung. “Haha iya sya. Udah lama ya” Aku menggaruk tengkuk
ku yang tidak gatal. Situasi ini yang paling inginku hindari. Tapi, Aku yang
membuat kami berdua seperti ini. Membuat tawa Tasya menjauh dari pendengaranku.
Tawa itu pergi dariku akibat perbuatan ku sendiri. Andai saja aku tak membuat
dia terluka pasti pertemanan kami baik-baik saja. “Apa kabar Leo ?” Tasya
berusaha menghilangkan kecanggungan diantara kami. “Baik Sya, kamu juga apa
kabar ?” tasya tersenyum kepadaku “Aku juga baik-baik aja selama ini. Aku mau
jelasin. Maaf dulu aku langsung pergi tanpa penjelasan kekamu.” Hah, aku
menghela napasku. “ Udah nggak apa-apa sya. Kita sama sama udah dewasa
sekarang. Santai aja. Aku juga ngerti kok keadaan kamu dulu gimana.” aku harus
bersikap sewajarnya. Ini kesempatan kedua yang tuhan berikan kepada ku agar aku
bisa memiliki sahabat sejati seperti Tasya lagi. “Aduhh, aku kira kamu bakal
marah sama aku karena aku pergi tanpa kabar. Ah, lega banget rasanya.” Aku dan
Tasya pun saling bertukar cerita tentang perjalanan kami selama bertahun-tahun
kami tak berjumpa. Nyatanya aku salah. Dia masih sama seperti dulu. Sahabatku
yang manis dan ceria.
Maafkan kalau nggak memuaskan :')