Makalah SEJARAH PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW. DI MADINAH
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dikota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala
upaya akan melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan
pemboikotan yang dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di antara
pemboikotan tersebut adalah:
· Memutuskan
hubungan perkawinan
· memutuskan
hubungan jual beli
· memutuskan
hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang
di gantungkan di kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw.
Menghentikan gerakannya.
Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat
dakwah Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah
ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki dan dikejar-kejar
sambil di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar
dan berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya.
Saat mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di
perintahkan oleh Allah SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke baitul maqbis di
palestina, kemudian naik kelangit hingga ke sidratul muntaha.
Kejadian isra dan mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari
kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Silsilah Nabi Muhammad
2. Bagaimana Sejarah
Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
3. Apa Faktor Hijrah Nabi Muhammad
saw Ke Yatsrib (Madinah)
4. Bagaimana Substansi dan
strategi dakwah rasululluah saw. Periode madinah.
5. Bagaimana Respon masyarakat
Madinah terhadap dakwah Rasulullah
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari dakwah Rasulullah periode mekkah,
sejarah, silsilah, faktor penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon masyarakat
Madinah
PEMBAHASAN
A. Silsilah
Nabi Muhammad
Muḥammad (bahasa Arab: محمد),
selengkapnya Muḥammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin
Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62
tahun) adalah seorang nabi dan rasul bagi umat Muslim. Ia memulai penyebaran
ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan
tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya menganggap Muhammad sebagai pendiri
Islam, dalam pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid
untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi
dan rasul sebelumnya sejak dari Nabi Nuh.
Umat Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu
'Alayhi Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat
Nabi setiap nama Muhammad diperdengarkan.
Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad
melewati masa kecil sebagai yatim piatu; ia dibesarkan di bawah asuhan
pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai
pedagang. Ia kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga
bermalam-malam untuk merenung dan berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40,
Muhammad didatangiMalaikat Jibril dan menerima wahyu pertama
dari Allah. Ia menyatakan dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi
yang telah Allah utus sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad
mulai berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan Allah dalam bentuk
penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar. Muhammad menerima wahyu
berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad diriwayatkan
dalamhadits,
dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.
Muhammad bersama pengikut awal mendapati berbagai bentuk perlawanan dan
penyiksaan dari beberapa suku Mekkah. Seiring penganiayaan yang terus
berlanjut, Muhammad membenarkan beberapa pengikutnya hijrah ke Habsyah, sebelum
Muhammad memulai misihijrah ke Madinah pada tahun 622. Peristiwa
hijrah menandai awal penanggalan Kalender
Hijriahdalam Islam. Di Madinah, Muhammad menyatukan suku-suku di
bawah Piagam Madinah. Setelah delapan tahun bertahan atas
serangan suku-suku Mekkah, Muhammad mengumpulkan 10.000 Muslim untuk mengepung
Mekkah. Serangan tidak mendapat perlawanan berarti dan Muhammad mengambil alih
kota dengan sedikit pertumpahan darah. Ia menghancurkan berhala-hala. Pada
tahun 632, beberapa bulan setelah kembali ke Madinah usai menjalani Haji Wada,
Muhammad jatuh sakit dan wafat. Muhammad meninggalkan Semenanjung
Arab yang telah bersatu dalam pemerintahan tunggal Islam dan sebagian
besar telah menerima Islam.
B. Sejarah
Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun,
yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan
wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW
pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat
Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25
surat Madaniyah dan hadis periode Madinah. Adapaun ajaran Islam periode
Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah
orang-orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga
orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para
penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk
bangsa Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab,
tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah
masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam
baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi
umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya
melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan
terbentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk
Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya,
mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat
Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta
sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk
Islam dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang
kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha
menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama
Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk
Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya
dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW
dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang
kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi,
karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu” (Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:
· Membela diri,
kehormatan, dan harta.
· Menjamin
kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.
· Untuk memelihara
umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu
negar yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha
menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk
Jazirah Arabia, tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan
Persia menjadi cemas dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena
itu, bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan
umat Islam dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah
SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara
umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu :
1. Perang Mut’ah
Peperangan Mu’tah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam
mendapat kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari
Romawi. Beberapa pahlawan gugur melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu orang
itu. Melihat kenyataanyang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang sudah
masuk Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik
diri dan kembali ke Madinah.
Selama dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam sudah
menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan yang positif. Hampir
seluruh Jazirah Arab, termasuk suku-suku yang paling selatan, menggabungkan
diri dalam Islam.
Hal ini membuat orang-orang Mekah merasa terpojok. Perjanjian
Hudaibiyah ternyata menjadi senjata bagi umat Islam untuk memperkuat dirinya.
Oleh karena itu, secara sepihak orang-orang kafir Quraisy membatalkan
perjanjian tersebut.
2. Perang Tabuk
Melihat kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara
Jazirah Arab, Syria, yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan
besar itu bergabung Bani Ghassan dan Bani Lachmides.
Untuk menghadapi pasukan Heraklius ini banyak pahlawan Islam yang
menyediakan diri siap berperang bersama Nabi sehingga terhimpun pasukan Islam
yang besar pula. Melihat besarnya pasukaDi sini beliau membuat beberapa
perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, daerah perbatasan itu dapat
dirangkul ke dalam barisan Islam. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang
diikuti Rasulullah SAW.
Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti:
3. Perang Khandaq
C. Faktor
Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)
Faktor yang menorong hijrahnya Nabi saw
1. Ada tanda-tanda baik pada
perkembangan Islam di Yatsrib, karena: pada tahun 621 M telah dating 13 orang
penduduk Yatsrib menemuiNabi saw di bukit Akabah. pada tahun berikutnya, 622 M
datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke Mekkah yang terdiri dari suku Aus dan
Khazraj
2. Rencana pembunuhan Nabi saw oleh
kaum Quraisy yang hasil kesepakatannya sbb:
Merea sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib.
Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.
Merea sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib.
Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.
3. Rencana pembunuhan Nabi saw:
Setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemudah tangguh. Mengepung rumah Nabi
saw dan akan membunuhnya saat fajar.
D. Substansi
dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode madinah.
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kota tersebut dijadikan pusat jamaah
kaum muslimin, dan selanjutnya menjadi ibukota Negara islam yang segera
didirikan oleh Nabi, dengan dirubah namanya Madinah, yang semula bernama
Yastrib.
A. Pembinaan Masjid
Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah
SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang
menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia. Masjid
menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada Allah
SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran kawasan yang
dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali lubang untuk
diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW. sendiri yang
meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
B. Mengukuhkan Persaudaraan
Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini
diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang
sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui pengorbanan
yang besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat, bangsa dan harta.
Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan
Khajraz. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid,
Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal, dan Umar bin
Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya sehingga tiap
– tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin.
C. Pembentukan Piagam Madinah
Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan
Yahudi daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang
menjaga kepentingan semua pihak. Rasulullah SAW. telah menyediakan sebuah
piagam yang dikenali sebagai Piagam Madinah untuk membentuk sebuah masyarakat
di bawah naungan Islam.
Piagam ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan
termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan
lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh
kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin,
bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mesti
berkelakuan baik kepada kaum islam di Madinah.
Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau bukan
Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang
adil, membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.
D. Strategi Ketenteraan
Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk
melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan
Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di Mekah
dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan
ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat
musuh. Ini berlaku dalam perang Badar, Rasulullah SAW. telah mengutuskan
pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn
Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi perang.
Rasulullah SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan
hati musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala
bermaksud:
“Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari
dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa
yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki
untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang
kafir.” (Surah al-Anfal: 7)
Rasulullah SAW. turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam
menyusun strategi peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju
dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan
benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam semua
peperangan dengan pihak musuh.
E. Hubungan Luar
Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap
dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya
ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan baik berteraskan dakwah tauhid
kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah
turut merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar
tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini.
para sahabat yang pernah menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada
kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin
Abu Talib kepada Raja Habsyah.
Memelihara dan mempertahankan masyarakat islam dalam upaya menciptakan
suasana tentram dan aman agar masyarakat muslim yang di bina itu dapat
terpelihara dan bertahan.
Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum
Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah
dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut :
a) Kebebasan
beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai wewenang
penuh terhadap anggits golongannya.
b) Semua lapisan,
baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling mebantu untuk
melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua wajib mempertahankan kota bila
ada serangan dari luar
c) Kota Madinah
adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian
itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka urusan itu
diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah).
d) Mengakui dan mentaati
kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad
SAW.
E. Respon
masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah
Sejak Nabi Muhammad saw. tinggal menetap di Madinah, beliau terus
berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada semua penduduk di kota tersebut,
termasuk kepada penduduk Yahudi, Nasrani, dan penyembah berhala. Hal ini
dilakukan Nabi Muhammad saw. selain karena kewajiban yang harus dilaksanakannya,
juga karena ia melihat mayoritas masyarakat Madinah menyambut dengan baik saat
beliau dan umat Islam tiba di kota tersebut.
Setiap saat beliau selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa
mengenal lelah dan tidak mengenal takut, apalagi putus asa. Dakwah yang
dilakukannya itu mendapat sambutan beragam, ada yang menerima dan kemudian
masuk Islam dan ada pula yang menolak secara diam-diam, misalnya orang-orang
Yahudi yang tidak senang dengan kehadiran Nabi Muhammad saw. dan orang Islam.
Penolakan ini mereka lakukan secara diam-diam karena tidak berani berterus
terang untuk menentang Nabi dan umat Islam yang mayoritas tersebut.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di
Madinah, terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal
telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji
Islam. Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang
menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar
Islam.
Sementara kelompok masyarakat Yahudi Madinah sejak awal memang sudah
kurang peduli dengan kedatangan Nabi Muhammad saw. dan umat Islam, karena
mereka menduga posisi mereka akan tergeser. Pada awalnya orang Yahudi menerima
apa yang terjadi karena untuk alasan keamanan dan politik. Namun sekutu mereka,
yaitu Aus dan Khazraj telah memeluk Islam. Kedua suku ini tidak membutuhkan
lagi bantuan masyarakat Yahudi, karena telah mendapatkan pimpinan yang ideal
buat mereka, yaitu Muhammad saw. Dari sinilah muncul benih-benih permusuhan
antara umat Islam dan Yahudi di Madinah. Mereka mulai membujuk orang-orang Arab
Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam untuk kembali ke agama lama mereka dan
mereka kembali bersatu untuk menyerang ajaran-ajaran Islam dengan maksud
menghalangi penyebaran Islam ke masyarakat lain.
Dalam suasana seperti itu, seorang rabbi Yahudi dari Bani Qainuqa
bernama Husein bin Sallam, masuk Islam. Secara diam-diam ia datang menemui Nabi
Muhammad saw. dan menyatakan ikrarnya untuk masuk Islam. Kemudian Nabi Muhammad
saw. memberi nama baru untuk dirinya, yaitu Abdullah. Karena ia adalah seorang
rabbi terkemuka dan berpengaruh di sukunya maka Nabi menyembunyikan rabbi
tersebut di rumah Nabi Muhammad saw. Hal ini dilakukan untuk melindungi dirinya
dari serangan kaumnya.
Untuk mengetahui apakah ia benar-benar seorang rabbi berpengaruh, Nabi
Muhammad saw. mengutus orang guna menyelidiki kebenaran tersebut. Hasilnya, ia
adalah benar-benar seorang rabbi yang disegani dan dihormati. Setelah mereka
menyatakan bagaimana mereka memandang tinggi derajat sang rabbi, barulah Husein
bin Sallam keluar. Ia mengajak kaumnya menerima ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad saw., karena itu adalah ajaran yang benar yang sesuai dengan kitab
Taurat yang mereka yakini. Ia menyatakan bahwa dirinya beserta keluarga telah
menjadi pengikut setia Nabi Muhammad saw. Namun, permintaan sang rabbi itu
ditolak.
Setelah kejadian itu, mulai terjadi perdebatan sengit antara Nabi
Muhammad saw. dengan para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak hanya menyerang
Nabi Muhammad saw., tetapi juga para sahabat, baik dari kalangan Muhajirin
maupun Anshar. Mereka mulai menyusun kekuatan untuk melemahkan umat Islam.
BAB III
KESIMPULAN
Muḥammad (bahasa Arab: محمد),
selengkapnya Muḥammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin
Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62
tahun) adalah seorang nabi dan rasul bagi umat Muslim. Ia memulai penyebaran
ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan
tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya menganggap Muhammad sebagai pendiri
Islam, dalam pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid
untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi
dan rasul sebelumnya sejak dari Nabi Nuh.
Umat Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu
'Alayhi Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat
Nabi setiap nama Muhammad diperdengarkan.
Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad
melewati masa kecil sebagai yatim piatu; ia dibesarkan di bawah asuhan
pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai
pedagang. Ia kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga
bermalam-malam untuk merenung dan berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40,
Muhammad didatangiMalaikat Jibril dan menerima wahyu pertama
dari Allah. Ia menyatakan dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi
yang telah Allah utus sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad
mulai berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan Allah dalam bentuk
penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar. Muhammad menerima wahyu
berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad diriwayatkan
dalamhadits,
dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di
Madinah, terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal
telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji
Islam. Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang
menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://hikmah-kata.blogspot.com/2013/02/respon-masyarakat-madinah-terhadap.html
http://sule-epol.blogspot.co.id/2015/05/makalah-dakwah-rasulullah-periode.html
Terampil Belajar Pendidikan Agama Islam untuk Kelas
VIII Penerbit Grafindo
- See more at:
http://ferlylilly08.blogspot.co.id/2014/01/makalah-strategi-dakwah-rasulullah-saw.html#sthash.rpeINpUX.dpuf